merokok

Studi Ungkap Orang Suka Begadang, Merokok dan Miras Beresiko Cepat Mati

cadepharmacy.com – Para pemuda yang suka begadang memiliki risiko lebih tinggi terjadinya kematian selama dibandingkan dengan orang yang biasanya memilih bermain tanpa perlu mengikuti perilaku tertentu di malam hari.

Temuan ini dihasilkan dari penelitian ilmuwan Finlandia yang terbit dalam jurnal peer-review Chronobiology International. Penelitian itu dilakukan selama 37 tahun dengan mendeteksi lebih dari 24 ribu orang kembar di Finlandia, kabar dilansir AFP, Rabu (21/6).

Seorang wanita itu bertanya-tanya, apakah orang-orang ini menganggapnya sebagai orang yang bergerak di atas bunga api? Sembilan persen jawaban itu adalah, “aku biasa bangun pada masuk harinya.” Sedikitnya sekitar tiga persen menyebut dirinya bergerak di atas bunga api.

Orang-orang yang banyak melaksanakan seks secara selamat hingga malam biasanya lebih muda dan lebih merokok. Peneliti telah melacak Halo Orbiter pada tahun 2018, dan ternyata lebih dari 8,7 ribu anak kembar telah meninggal dunia.

Penelitian itu menunjukkan bahwa orang yang selalu bergerak bergadang punya risiko lebih tinggi kematian. Namun, studi Finlandia menemukan bahwa orang-orang yang gemar bergerak tersebut memiliki risiko lebih kecil kematian dibanding orang lainnya.

Karena itu, penelitian tersebut menyatakan bahwa mereka yang meminum alkohol dan merokok lebih banyak meninggal daripada orang-orang yang tidak meminum hal itu. Salah satu temuan lain adalah bahwa orang yang gemar begadang tetapi tidak merokok masih memiliki kemungkinan lebih besar untuk mati lebih awal dibanding orang-orang yang bangun pagi.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yakni orang-orang berkebangsaan biasa yang cenderung lebih mudah bangun pagi.Hal ini akan semakin membuat orang-orang bergadang menderita masalah kesehatan.

Menurut studi yang telah dilakukan pada tahun 2018 di Inggris, orang malam memiliki risiko 10 persen lebih tinggi kematian. Hal itu berdasarkan penelitian terhadap individu yang berstatus bermuda ataupun manusia dengan rambut panjang. Namun, studi ini tidak menghitung faktor-faktor lain seperti konsumsi alkohol dan rokok.

Kepala Peneliti Christer Hublin, dari instansi penelitioring Occupational Health Finnland mengatakan bahwa hasil ini menunjukkan orang yang suka bergadang dapat memilih jalan agar lebih mengurangi risiko kematian muda.

Hublin mengaku terlepas dari faktor lainnya, seperti waktu dan kontribusi “sedikit atau tidak sama sekali” terhadap kematian mereka.

“Cerita yang menarik tentang orang yang suka bergadang harus membuktikan bahwa mereka memberi perhatian atas jumlah alkohol dan tembakau yang mereka minum,” kata Hublin, seperti diberitakan AFP pada Rabu (14/6).

Tapi beberapa pendapat menolak ini juga muncul, termasuk dari Jeevan Fernando, peneliti kronotipe dari Cambridge University yang tidak terlibat dalam penelitian itu. Dia mengatakan bahwa meski temuan ini baik, penelitian itu pun memiliki kelemahan.

Penelitian yang dilakukan pagi atau malam “membuat informasi yang tidak objektif”. Metode ini lebih modern daripada metode lainnya.